HARIANE - Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul mengambil kebijakan untuk meregrouping 2 sekolah dasar (SD). Hal tersebut dikarenakan minimnya jumlah peserta didik atau siswa di dua sekolah yang berada di kawasan utara itu.
Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengungkapkan, tahun 2024 ini ada 2 sekolah yang diregrouping oleh Dinas Oendidikan yaitu SD Ngenthak Semin yang melebur dengan SD Negeri Candirejo 1 Semin dan SD Klampok Semin diregrouping ke SD Tambran 1 Semin.
Ia menjelaskan, penggabungan sekolah ini dimaksudkan agar layanan pendidikan yang diberikan bisa lebih optimal, maksimal, dan efisien. Kemudian juga untuk mengatasi potensi kekurangan murid yang terus terjadi di sekolah-sekolah tersebut.
"Dengan kebijakan regrouping ini diharapkan layanan pendidikan lebih maksimal dan sarana prasarana yang diperoleh siswa juga optimal," kata Nunuk Setyowati, Jumat (21/06/2024).
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Hary Sulaksana mengungkapkan ada banyak sekali parameter yang harus dijadikan pertimbangan. Diantaranya selain jumlah siswa, juga kondisi geografis sekolah yang akan diregrouping.
Ia menjelaskan, SD Ngenthak Semin sejak beberapa tahun terakhir hanya memiliki sedikit murid dengan fasilitas pendidikan yang kurang memadai. Pada saat itu sekolah ini hanya memiliki 18 siswa saja dari kelas 1 sampai kelas 6. Melihat kondisi ini kemudian pemerintah mengambil kebijakan regrouping ke SD Candirejo 1.
"SD Ngenthak Semin ini melebur dengan SD Candirejo 1 sejak Januari 2024 lalu. Kalau yang di SD Klampok, kondisinya hampir sama hanya memiliki sedikit siswa sekitar 25 orang saja," jelas Hary Sulaksana.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk SD Klampok Semin ini sudah berproses pada regrouping. SK mengenai hal tersebut sudah turun dan berlaku di 1 Juli 2024 mendatang. Adapun jarak tempuh para pelajar ke sekolah barunya tersebut tergolong dekat hanya berkisar 1 km.
"Yang SD Klampok itu mulai Juli besok sudah tidak beroperasi dan melebur ke SD Tambran 1 Semin," ungkapnya.
Pihaknya saat ini juga masih melakukan pemantauan dan kajian mengenai sekolah-sekolah mana saja yang tahun ini maupun tahun depan akan diregrouping dengan sekolah lain.
"Kalau tidak diregrouping kan kasihan murid dan gurunya. Dari segi sarana prasarana kurang memadai, dana bos yang diakses tidak maksimal, dan guru yang sekolahnya minim siswa sulit untuk mendapat sertifikasi," pungkas dia.****