Berita , D.I Yogyakarta
Penderita Kanker Meningkat, UGM Dorong Pendekatan Kolaboratif Lewat Summer Course

Data global menunjukkan bahwa di negara-negara dengan kebijakan kesehatan yang proaktif, akses terhadap terapi kanker inovatif meningkat hingga 40%, yang berdampak positif pada penurunan angka kematian akibat kanker.
“Di Indonesia, fasilitasnya masih terbatas dibandingkan negara lain. Misalnya, penanganan kanker di Papua sangat berbeda dengan di Jawa karena keterbatasan infrastruktur. Ini menjadikan penanganan kanker di Indonesia jauh lebih menantang dibandingkan negara maju yang wilayahnya tidak terlalu luas,” terang dr. Dwi Aris.
“Pembicaranya juga tidak hanya dari negara maju. Kita sama-sama memiliki tantangan serupa—seperti bentuk negara kepulauan atau wilayah terpencil. Dengan begitu, kita bisa membangun kolaborasi antar peserta,” tambahnya.
Summer Course 2025 diikuti oleh 107 peserta dari 30 universitas, baik dalam maupun luar negeri. Peserta terdiri atas mahasiswa sarjana, pascasarjana, dan profesional dari UGM serta berbagai institusi kesehatan dan disiplin ilmu terkait lainnya.
Peserta berasal dari berbagai universitas, seperti Kunming Medical University, University of Medicine Mandalay, Mahidol University (Thailand), Innsbruck University, Maastricht University, Kadir Has University, Chiang Mai University, University of Gondar, Debre Birhan University, Ambo University, University of Amsterdam, Universiti Putra Malaysia, Nepalese Army Institute of Health Sciences, Amrita Vishwa Vidyapeetham, Zhejiang University, serta berbagai universitas di Indonesia.
Kegiatan belajar akan dilaksanakan secara online maupun offline, mencakup kuliah pakar, praktikum, role play, field trip, serta tugas mandiri melalui platform Learning Management System (LMS).
Topik yang dibahas meliputi terapi kanker berbasis biomarker, pendekatan spiritual dalam perawatan paliatif, kesetaraan akses layanan kanker, hingga strategi kebijakan kesehatan publik yang mendukung pengelolaan kanker secara efektif.
Ketua Panitia Summer Course, dr. Dyah Ayu Mira Oktarina, Ph.D., Sp.D.V.E., Subsp.O.B.K., menyatakan bahwa melalui program ini, UGM mempertegas komitmennya dalam mengembangkan pendidikan interprofesi yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan kesehatan global masa kini.
“Melalui Summer Course ini, kami bertukar pengalaman dan pemikiran antar peserta dan pembicara agar dapat diterapkan di negara masing-masing,” pungkas dr. Mira.****