Berita

Rakernas Pemuda Tani Indonesia 2025: Pupuk Hingga Ekspor Jadi Program Strategis

profile picture Tim Red 1
Tim Red 1
rakernas petani muda Indonesia 2025
Rakernas Pemuda Tani Indonesia 2025 di Jakarta, 23 Februari 2025. (foto: hariane)

HARIANE - Rakernas Pemuda Tani Indonesia 2025 menelurkan sejumlah program prioritas, mulai dari distribusi pupuk hingga ekspor hasil pertanian. 

Hal ini dipaparkan oleh Sekjen Pemuda Tani Indonesia, Suroyo dihadapan Pengurus DPD se-Indonesia di Jakarta Convention Center pada Minggu, 23 Februari 2025 pagi. 

Disebutkan bahwa program kerja yang dirancang hingga 2026 ini menjadi lompatan yang jelas untuk membantu petani di Indonesia. Menurutnya upaya pembangunan sumberdaya manusia menjadi wajib dilakukan. 

Baginya program yang tidak kalah penting adalah program-program yang bersifat edukatif. Diantaranya adalah sekolah tani, pelatihan, dan seminar-seminar yang fokus pada masalah tertentu. 

Disebutnya program ini juga dilakukan dengan pendampingan. Kepada peternak sapi perah misalnya, pendampingan akan dilakukan dari hulu sampai hilir. 

"Kita akan dampingi dari manajemen sampai nanti produknya," tegasnya. 

Lebih lanjut, Suroyo mengakui peran Pemuda Tani Indonesia ini akan lebih digenjot dengan upaya membantu petani dalam urusan pupuk. Dengan penyesuaian aturan baru terkait distribusi, pihaknya akan memaksimalkan pengurus hingga tingkat desa.

"Target kita tahun ini pengurus kita selesaikan hingga seluruh provinsi, 26 diantaranya yang sudah aktif kita mulai optimalisasi sampai tingkat desa," terangnya. 

Ditemui di sela Rakernas, Ketua DPD Pemuda Tani DIY, Anton Prabu Semendawai mengakui persoalan petani ini menjadi salah satu fokus program Presiden Prabowo untuk segera diselesaikan. 

Baginya, target swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo menjadi cambuk bagi seluruh anggota dan pengurus Pemuda Tani Indonesia di Yogyakarta untuk meningkatkan perannya. 

"Sesuai arahan Ketum Budi Djiwandono, kita akan terus berupaya menginventarisasi permasalahan dan mencari solusi konkrit untuk petani," sebutnya. 

Di DIY sendiri, Anton menyebut persoalan yang sering dialami oleh para petani cukup kompleks. Tidak hanya soal pupuk, namun juga lahan pertanian yang semakin menyusut. 

Ads Banner

BERITA TERKINI

Pemkab Gunungkidul Ingatkan Warga yang Ingin Bekerja di Luar Negeri Agar Lewat Jalur ...

Pemkab Gunungkidul Ingatkan Warga yang Ingin Bekerja di Luar Negeri Agar Lewat Jalur ...

Senin, 30 Juni 2025
Wow! Libur Tahun Baru Islam PAD Gunungkidul Tembus 400 Juta

Wow! Libur Tahun Baru Islam PAD Gunungkidul Tembus 400 Juta

Senin, 30 Juni 2025
Kecelakaan di Bambanglipuro Bantul, Remaja 16 Tahun Tewas Tabrak Mobil Mau Belok

Kecelakaan di Bambanglipuro Bantul, Remaja 16 Tahun Tewas Tabrak Mobil Mau Belok

Senin, 30 Juni 2025
Mengenal Tradisi Sambatan yang Masih Dipegang Teguh Warga Gunungkidul

Mengenal Tradisi Sambatan yang Masih Dipegang Teguh Warga Gunungkidul

Senin, 30 Juni 2025
Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 1 Juli 2025, Total 19 Kloter

Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 1 Juli 2025, Total 19 Kloter

Senin, 30 Juni 2025
Banyak Wisatawan Pantai Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur, Tim SAR: Tidak Usah Panik

Banyak Wisatawan Pantai Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur, Tim SAR: Tidak Usah Panik

Senin, 30 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi

Harga Emas Antam Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi

Senin, 30 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi, Cek Sebelum ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi, Cek Sebelum ...

Senin, 30 Juni 2025
Menanti Putusan Banding dan Sanksi Kedinasan Lurah Sampang Atas Kasus Penyalahgunaan TKD

Menanti Putusan Banding dan Sanksi Kedinasan Lurah Sampang Atas Kasus Penyalahgunaan TKD

Senin, 30 Juni 2025
Kemarau Basah, BPBD Gunungkidul Sebut Belum Ada Permintaan Droping Air

Kemarau Basah, BPBD Gunungkidul Sebut Belum Ada Permintaan Droping Air

Senin, 30 Juni 2025