Berita
Rakernas V LESBUMI NU 2022, Gus Yahya Tekankan Fungsi Seni Budaya Bagi NU dan Masyarakat
Rizky Riawan Nursatria
Rakernas V LESBUMI NU 2022 dibuka oleh Gus Yahya. (Foto: Youtube/TVNU)
Fungsi seni budaya yang harus dijalankan dan dibuat selama Rakernas V LESBUMI NU 2022 nantinya akan menjadi kebutuhan untuk membangun narasi. Narasi bagi lembaga untuk masa kini dan masa depan sangat penting untuk keberlangsungan masyarakat.
Berbagai kebijakan yang dibuat oleh Lesbumi NU tersebut nantinya akan dielaborasi menjadi sebuah kegiatan oleh badan otonom di lingkungan NU.
Badan otonom tersebut antara lain Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, dan IPPNU. Lebih khusus lagi, badan otonom yang akan bisa menerjemahkan kebijakan Lesbumi NU ini adalah Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari) NU dan Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh (JQH) NU.
Kemeriahan Rakernas kali ini disuguhkan dengan adanya kesenian Betawi yang dipertunjukkan, seperti adanya, Gambus, Ngebuleng, Pantun Betawi, Rebana Biang, hingga Palang Pintu saat KH Yahya Cholil Staquf dan para tamu akan memasuki ruangan Rakernas.
BACA JUGA : Pesan Jokowi di Muktamar 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Singgung Pertumbuhan Ekonomi hingga Hubungan Manusia dengan AlamKH Yahya Cholil Staquf dan rombongan juga dikalungkan selendang bergambar batik Betawi oleh Pengelola Perkampungan Betawi Setu Babakan. Berbagai unsur dan elemen masyarakat Nadhatul Ulama menghadiri Rakernas tersebut. Budaya dan narasi sebagai produk baru yang harus diciptakan, baik dari segi kegiatan maupun perspektifnya adalah poin penting dalam acara Rakernas LESBUMI tahun ini. Narasi sebagai produk budaya merupakan agenda penting untuk dirumuskan pada Rakernas V LESBUMI NU 2022. KH Yahya Cholil Staquf, juga menjelaskan Indonesia akan menjadi lokomotif pergerakan, dan LESBUMI menjadi salah satu roda penggerak bagi kemajuan bangsa melalui rakernas ini.****