Berita , Nasional
Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu yang Pendirinya Pernah Dikaitkan dengan Gerakan NII
HARIANE - Setelah mengikuti kontroversi yang pada lebaran 2023 ini tersebar di masyarakat, sistem pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu sepertinya tak luput dari sorotan publik.
Sebagai pengingat, pada Idul Fitri 1444 Hijriyah, kontroversi yang melibatkan pondok pesantren ini yaitu shaf sholat ied Al Zaytun tak dibedakan berdasarkan gender.
Dari penjelasan tentang sistem pendidikan Pesantren Al Zaytun Indramayu ini kemungkinan masyarakat dapat mengetahui apakah sebenarnya ada yang janggal atau tidak.
Langsung saja, berikut informasi terkait sistem pendidikan di Pondok Pesantren Ma'had Al Zaytun dan kontroversi-kontroversi yang berkaitan dengan pondok pesantren tersebut.
Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu
Dilansir dari jurnal berjudul "Sistem Pendidikan Satu Pipa Ma'had Al Zaytun Indramayu", nama sistem pendidikan yang dipakai oleh pondok pesantren Al Zaytun ini adalah sistem pendidikan satu pipa.
Maksudnya, pesantren dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga tempat di mana santri menimba ilmu agama.
Selain itu, pada sistem pendidikan itu dikatakan dapat membuat santri bersikap modern, menjadi pribadi yang memiliki intelektual yang tinggi, menjunjung nilai-nilai kebangsaan, perdamaian dan toleransi, dan menciptakan seorang muslim yang kaffah.
Menurut laman NU, kaffah dapat diartikan sebagai seluruhnya tanpa kecuali. Dalam konteks tersebut, santri diharapkan dapat menjadi muslim seutuhnya.
Dalam penelitian tersebut dikatakan sejak santri masuk ke kehidupan pesantren, ia akan diajarkan untuk mementingkan ibadah di atas segala hal.
Ada dua nilai yang selalu ditekankan oleh Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu yaitu untuk membentuk pribadi santri yang mandiri dan bersahaja.