Berita , D.I Yogyakarta
Tingkatkan Literasi Anak, Mahasiswa UGM Kembangkan Permainan Edukatif Dakon Berbasis Augmented Reality
HARIANE - Tim mahasiswa PKM UGM membuat inovasi permainan tradisional dakon dengan cerita fabel sebagai media permainan edukatif yang terintegrasi dengan fitur Augmented Reality (AR). Permainan ini disebut dengan Dakdokkonkan.
Permainan ini dilatarbelakangi karena kurang sesuainya media pembelajaran yang digunakan dan strategi pembelajaran anak. Untuk itu perlu salah satu rangsangan yang diberikan yakni melalui permainan yang dapat membantu perkembangan anak lebih efektif.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Najla Ega Amalia (Psikologi 21), Karita Dwi Oktavia (Sekolah Vokasi/DEB 22), Aditya Ramadhan (Teknologi Informasi 20), dan Anindya Verawati (Psikologi 22) serta dosen pembimbing adalah Dina Natasari.
Anggota Tim, Najla mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian dakon merupakan permainan yang terbukti efektif dalam membantu perkembangan kognitif, karakter, dan interaksi sosial anak. Najla dan tim akhirnya memilih permainan dakon untuk digunakan dalam inovasi ini.
” Sesuai dengan tujuan tim untuk meningkatkan fokus melalui permainan dakon yang harus memasukkan biji ke setiap lubang,” kata Najwa keterangannya pada awak media pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Menurut Najla, terdapat kebaruan dari permainan Dakdokkonkan dari edisi sebelumnya, yaitu terletak pada integrasi teknologi berupa fitur Augmented Reality. Fitur augmented reality akan berfungsi dalam penyampaian pertanyaan interaktif dan penulisan skor ketika menjawab dengan benar.
“Pertanyaan dapat dimunculkan ketika pemain meletakkan biji terakhir pada lubang yang ditandai,” ujarnya.
Pemilihan AR juga digunakan sebagai media yang dapat menarik perhatian anak dalam bermain karena mampu memunculkan tokoh cerita yang dapat dideteksi dari buku cerita. Selain itu, aplikasi ini juga berfungsi untuk memunculkan pertanyaan dan penulisan skor yang didapatkan ketika menjawab pertanyaan terkait cerita dengan benar. “Adanya AR, harapannya anak dapat beriringan dengan perkembangan teknologi melalui penggunaan aplikasi yang tepat serta edukatif sehingga dapat membantu perkembangan anak,” ujar Najla.
Tidak hanya itu, Najla menyebut permainan ini juga dapat membantu meningkatkan fokus anak melalui integrasi permainan dakon dengan pemberian alur cerita.
“Melalui penggunaan permainan tradisional kami berharap dapat menjadi salah satu cara dalam menjaga kelestarian permainan ini agar tetap dikenal oleh masyarakat, khususnya anak-anak di masa sekarang ini,” ujarnya.
Dakdokkonkan ini menggunakan cerita fabel dengan tiga latar berbeda. Cerita fabel mengisahkan petualangan dua orang tokoh dalam menyelesaikan sebuah misi dan mengandung nilai moral da melatih kemampuan penyelesaian masalah anak melalui pertanyaan yang disampaikan pada setiap tantangan yang telah dilalui tokoh.
Dalam satu paket permainan Dakdokkonkan akan diberikan papan permainan dakon beserta bijinya, buku cerita, panduan bermain, dan stiker karakter tokoh cerita fabel yang dapat ditempel di papan dakon sesuai dengan kreativitas masing-masing anak.