Berita
Waspada Penipuan Donasi Gempa Turki Suriah, Sering Muncul di 2 Media Sosial ini
Nabila Intan Aprilia
Waspada dengan penipuan berkedok donasi gempa Turki dan Suriah. (Foto: Unsplash/Christian Dubovan)
HARIANE – Penipuan donasi gempa Turki Suriah semakin marak terjadi, seiring kacaunya kondisi dua negara tersebut pasca diguncang bencana.
Gempa Turki Suriah yang menimbulkan puluhan korban jiwa dan luka-luka, mengundang simpati banyak kalangan di seluruh dunia.
Sayangnya, momen gempa Turki Suriah tersebut justru digunakan para oknum tidak bertanggung jawab untuk keuntungan pribadi.
Sejak terjadi gempa Turki Suriah pada 6 Februari 2023, tidak sedikit lembaga atau komunitas membuka donasi untuk memasok kebutuhan logistik dan menyediakan fasilitas sementara untuk menampung warga terdampak.
Diwartakan Aljazeera, informasi terbaru bahwa per Jumat, 17 Februari 2023, gempa besar tersebut menelan korban jiwa hampir 44 ribu baik di Turki dan Suriah.
Tingginya angka korban jiwa, membuat gempa berkekuatan 7,7 magnitudo ini berpotensi masuk dalam daftar 10 gempa mematikan di dunia sejak 100 tahun terakhir.
Ditinjau dari segi cuaca yang dingin, kondisi pengungsian yang kurang memadai, hingga potensi timbulnya penyakit menular, semakin membuat korban selamat harus segera ditangani dan diberikan fasilitas yang baik.
Kondisi yang buruk mengancam keselamatan korban selamat, hal ini membuat PBB meluncurkan permohonan dana sebesar 1 milliar dolar, untuk korban gempa Turki dan Suriah.
Modus Penipuan Donasi Gempa Turki Suriah
Di sisi lain, kondisi korban gempa bumi di Turki Suriah menjadi peluang menarik untuk oknum yang tidak bertanggung jawab. Banyaknya penipuan donasi gempa Turki Suriah tersebar di berbagai media sosial, utamanya TikTok dan Twitter. Diwartakan melalui nu online, dua platform tersebut menjadi tempat bagi oknum tertentu, untuk membuka donasi bodong, yang akhirnya dana terkumpul akan masuk ke kantong pelaku. Alih-alih menyalurkan ke para penyitas gempa Turki dan Suriah, oknum penipu memasukan dana donasi ke akun PayPal atau dompet kriptonya sendiri. Sedangkan sarana yang digunakan oleh penipu untuk menyebarkan informasi donasinya, yakni melalui media sosial TikTok dan Twitter. Tidak sedikit pelaku penipuan yang mengunggah foto dan rekaman kondisi pasca gempa di Turki dan Suriah, bahkan menyematkan kalimat ‘Ayo bantu Turki’ atau ‘berdonasi untuk korban gempa’. Tidak jarang pula pelaku tidak bertanggung jawab menggunakan foto korban yang bukan dari bencana gempa bumi Turki dan Suriah. Sementara itu media sosial Twitter juga tidak luput dari sasaran penipu untuk membuka donasi gempa Turki dan Suriah. Para pelaku mengunggah gambar emosional atau kondisi yang mampu mengundang simpati banyak orang, dengan menyisipkan tautan Kripto. Sementara Ax Sharma pakar keamanan dunia maya di Sonatype, beranggapan bahwa akun-akun penipu donasi gempa, kerap me-retweet artikel berita serta membalas tweet selebriti serta bisnis untuk memiliki visibilitas. Kasus penipuan donasi gempa Turki Suriah yang semakin marak terjadi, hendaknya perlu diperhatikan dan dicermati oleh masyarakat ketika akan memutuskan tempat berdonasi, dan disarankan untuk berdonasi melalui lembaga resmi.**** Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com
1