Pemkab Bantul Resmi Tolak Stadion Sultan Agung Jadi Homebase Arema FC Pasca Diprotes Suporter
HARIANE – Pengusulan Stadion Sultan Agung jadi homebase Arema FC selama kompetisi BRI Liga 1 resmi ditolak oleh Pemerintah Kabupaten Bantul setelah melalui pertimbangan dan masukan.Keputusan Pemkan Bantul untuk menolak Stadion Sultan Agung jadi homebase Arema FC tertera dalam Surat Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga No. 427/0050/PORA per 6 Januari 2023.Pelarangan Stadion Sultan Agung jadi homebase Arema FC dilakukan Pemkab Bantul setelah sebelumnya terjadi gelombang penolakan dari kalangan suporter di Jogja.Diketahui salah satu alasan penolakan Arema FC untuk menggunakan Stadion Sultan Agung sebagai markas selama BRI Liga 1 adalah karena bayang-bayang tragedi Stadion Kanjuruhan.
Pembatalan Stadion Sultan Agung Jadi Homebase Arema FC
Stadion Sultan Agung Bantul yang diajukan untuk jadi markas Arema FC di laga BRI Liga 1. (Foto: Instagram/allaboutpersibabantul)Seperti artikel yang ditayangkan di Harianejogja.com dengan judul ‘Resmi! Pemkab Bantul Tolak Arema Gunakan Stadion Sultan Agung Jadi Homebase’ pada Senin, 9 Januari 2023, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul telah melayangkan surat pembatalan rekomendasi ijin penggunaan Stadion Sultan Agung kepada Arema FC.Dalam surat tertanggal 6 Januari 2023 itu disebutkan bahwa pembatalan ini disebabkan oleh sejumlah masukan dari berbagai pihak.“Mengingat masukan dari beberapa stakeholder maka dengan ini kami belum bisa mengijinkan Saudara untuk menggunakan Stadion Sultan Agung sebagai Home Ground Kompetisi Liga 1 Putaran Kedua Periode 2022 – 2023,” tulis keterangan dalam cuplikan surat tersebut.Seperti diberitakan sebelumnya bahwa keputusan Arema FC untuk menjadikan Stadion Sultan Agung sebagai homebase ini menuai berbagai penolakan dari warga Bantul.Salah satu penolakan berasal dari Organisasi Suporter Persiba Bantul Curva Nord Familia melalui surat rekomendasi penolakan laga Arema FC, ditujukan kepada Kapolres Bantul.Selain itu, seruan warga yang menolak juga banyak berseliweran di media sosial Twitter. Salah satu alasannya yakni peristiwa tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.