Jateng
Cerita Kampung Bahari Tambaklorok Semarang, Nasib Para Nelayan dan Kelumit Hidup di Atas Ombak Kota Atlas
Mushola Nurul Hikmah jadi saksi sejarah perkembangan masyarakat pesisir Tambaklorok yang mulai memeluk agama Islam. Warga yang memelihara Anjing mulai berkurang dan kini hanya tersisa cerita dari mulut ke mulut.
Kuliner atau Makanan Khas Tambaklorok: Mangut Kepala Manyung dan Sembilang
Selain punya sejarah yang menarik, makanan khas di Tambaklorok juga patut menjadi list yang harus dibeli ketika berkunjung ke sana.
Primadona dari Tambaklorok adalah Ikan Manyung dan Sembilang yang kerap dijadikan sajian 'Mangut'.
Ikan Manyung bagian kepala yang disajikan menjadi gulai dengan proses pengasapan sebelumnya, membuat cita rasa 'smokey' khas keluar dari kuah dan daging yang memanjakan lidah.
Menurut Khairatun, salah satu penjual di ikan di pasar Ikan Tambaklorok, 'Mangut' jadi incaran para pelancong di hari-hari libur.
Meskipun demikian, wilayah Tambaklorok didominasi dengan tangkapan kerang serta udang dari lautnya.
Beberapa masyarakat menyukai ikan Manyung, tetapi sebagian besar juga menilai ikan Sembilang lebih lezat ketimbang Manyung ketika dijadikan sajian 'Mangut'.
Nasib Nelayan Tambaklorok Saat ini: Gali Lubang Tutup Lubang
Dibalik menariknya kisah Kampung Bahari Tambaklorok, ada cerita pilu para Nelayan yang mengadu nasib di laut saat ini.