Pendidikan
Peringati Hari Pendidikan Nasional, Disdikpora Bantul:Tingkat Partisipasi Sekolah di Bantul Capai 100 Persen
"Masih juga ada kekurangan unit pembiayaan siswa SMP dan juga siswa SD," tambahnya lagi.
Sementara itu Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan pendidikan merupakan salah satu alat untuk mencapai perubahan dan kompetisi antar negara semakin sengit sehingga terkadang orang tua cukup khawatir persaingan antara anak-anak Indonesia dengan anak-anak dari negara lain. Apalagi dalam persaingan global ini semakin 'tegal-tegalan' bahkan ada strategi untuk melemahkan kompetitor.
"Oleh karenanya pendidikan sangat untuk anak-anak ke depan menjadi anak hebat berdaya saing yang akan memenangkan kompetisi global yang semakin ketat," ucapnya.
Halim menjelaskan untuk mencapai anak yang hebat dan punya data saing global maka harus belajar dari kelemahan sistem pendidikan dimasa yang lalu. Dalam sistem ada paradigma, metode termasuk metode pembelajaran. Halim memberikan contoh dirinya mungkin menjadi salah satu korban dari kelemahan sistem pendidikan dimasa lalu dan juga orang seusia dirinya juga menjadi korban sistem pendidikan dimasa lalu.
Kita dari SMP hingga SMA selama enam tahun belajar bahasa inggris namun hasilnya kita kesulitan berbahasa inggris. Nah itu lembaga kursus bahasa inggris hanya tiga bulan bisa menghasilkan lulusan yang pandai berbahasa inggris. Lembaga kursus bahasa ini punya strategi yang sangat bagus dalam waktu cepat bisa menghasilkan lulusan yang bisa pandai berbahasa inggris," ucapnya.
Kondisi tersebut sebut Halim menjadi tantangan bagi Disdikpora Bantul untuk menciptakan metode pembelajaran yang baik bagi guru dan hal tersebut tidaklah mudah sehingga perlu ada keterlibatan pakar di Indonesia ini untuk menjawab masalah tidak efektifnya kurikulum dalam mentransfer ilmu dan pengetahuan kepada siswa-siswanya.
"Saya berpikir harus punya terobosan yang penting hasilnya dan jangan selalu omong proses saja. Sebab jika prosesnya tidak menghasilkan hasil yang baik maka kita berpikir sebaliknya yakni yang penting hasilnya. Daripada proses yang panjang namun tidak menghasilkan seperti yang diharapkan maka lebih baik paradigmanya dibalik yaitu yang penting hasilnya," tegasnya.