Artikel

Kode Digital untuk Transaksi BBM, Begini Penjelasannya

profile picture Salsa Berlianthi Ariyanto
Salsa Berlianthi Ariyanto
Kode Digital untuk Transaksi BBM, Begini Penjelasannya
Kode Digital untuk Transaksi BBM, Begini Penjelasannya
HARIANE - Kode digital untuk transaksi BBM disebabkan subsidi energi yang harus dibayar pemerintah pada 2022 mencapai Rp 284,6 triliun. 
Mobil besar dan mewah tidak lagi mendapat jatah BBM subsidi. Sedangkan pengguna motor bebas membeli Pertalite bersubsidi. Kode digital untuk transaksi BBM karena harga minyak dunia masih bertengger di level USD 100 per barel. 

Dikutip dari laman Indonesia.go.id Kode digital untuk transaksi BBM dilakukan akibat permasalahan harga minyak dunia yang melonjak sejak Maret 2022, setelah sebelumnya mendaki dari posisi USD 75 per barel di awal tahun. 

BACA JUGA : 5 Mobil Listrik Murah di Indonesia, Benarkah Lebih Hemat dari Mobil BBM?
Harga bahan bakar minyak (BBM) melonjak di mana-mana. Di Singapura, untuk BBM RON 95 harganya Rp 32 Ribu per liter, di Thailand Rp 21.800, dan di Tiongkok Rp 20.300 per liter.
Di Indonesia harganya untuk RON 95 (nonsubsidi) pertamax turbo hanya Rp14.500--Rp14.800 per liter. Untuk pertamax RON 92, Pertamina menjualnya antara Rp 12.500–Rp 13.000 per liter.
BBM bersubsidi seperti pertalite harganya masih Rp 7.650 per liter dan solar (diesel) Rp 5.150 per liter. Rekor BBM murah di Indonesia hanya kalah dari Malaysia yang menjual RON 95 dengan harga Rp 6.930 per liter.
Isu harga BBM ini kembali mengemuka seiring bergulirnya rencana pemerintah memfokuskan BBM bersubsidi, khususnya pertalite dan solar, kepada kelompok masyarakat menengah-bawah. 
Besaran subsidi sudah terlalu besar untuk dibagikan ke masyarakat menengah atas. Transaksi BBM menggunakan kode digital dibahas dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan terkait harga jual pertalite hingga kini masih Rp 7.650 per liter. Sementara itu, harga keekonomian BBM tersebut Rp 17.500 per liter. 
Untuk setiap liter pertalite yang dikonsumsi masyarakat, pemerintah menggelontorkan subsidi Rp 9.550 per liter. Untuk solar, subsidinya makin gila-gilaan.
"Untuk solar selisihnya Rp 13 ribu per liter. Dengan harga minyak mentah saat ini, harga keekonomian solar Rp 18.150 per liter, dan Pertamina menjualnya Rp 5.150. Pemerintah yang membayar selisihnya,’’ ujar Nicke Widyawati.
Ads Banner

BERITA TERKINI

Jangan Sampai Hilang! Ini Fungsi Kartu Nusuk untuk Jemaah Haji 1446 H

Jangan Sampai Hilang! Ini Fungsi Kartu Nusuk untuk Jemaah Haji 1446 H

Selasa, 13 Mei 2025
Libur Long Weekend, Lebih dari 60 Ribu Orang Berkunjung Ke Gunungkidul

Libur Long Weekend, Lebih dari 60 Ribu Orang Berkunjung Ke Gunungkidul

Selasa, 13 Mei 2025
Jadwal Penerbangan Jemaah Haji Berangkat 14 Mei 2025, Ada 13 Kloter

Jadwal Penerbangan Jemaah Haji Berangkat 14 Mei 2025, Ada 13 Kloter

Selasa, 13 Mei 2025
2 TPR di Kawasan Pantai Gunungkidul Bakal Direlokasi

2 TPR di Kawasan Pantai Gunungkidul Bakal Direlokasi

Selasa, 13 Mei 2025
Harga Emas Antam Hari ini Selasa 13 Mei 2025 Anjlok, Cek Disini

Harga Emas Antam Hari ini Selasa 13 Mei 2025 Anjlok, Cek Disini

Selasa, 13 Mei 2025
Jelang Iduladha, Komunitas Jagal Indonesia Berikan Layanan Asah Pisau Gratis

Jelang Iduladha, Komunitas Jagal Indonesia Berikan Layanan Asah Pisau Gratis

Selasa, 13 Mei 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Selasa 13 Mei 2025 Turun, Cek Rincian Lengkapnya ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Selasa 13 Mei 2025 Turun, Cek Rincian Lengkapnya ...

Selasa, 13 Mei 2025
Si Bagong, Sapi Milik Peternak Asal Dlingo yang Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

Si Bagong, Sapi Milik Peternak Asal Dlingo yang Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban

Selasa, 13 Mei 2025
Viral Video CCTV Pemotor Diserang Pakai Sajam, Polisi Minta Korban Lapor

Viral Video CCTV Pemotor Diserang Pakai Sajam, Polisi Minta Korban Lapor

Selasa, 13 Mei 2025
Hasil Evaluasi BPKP DIY, Pemkab Bantul Diminta Perluas Jangkauan Program

Hasil Evaluasi BPKP DIY, Pemkab Bantul Diminta Perluas Jangkauan Program

Senin, 12 Mei 2025