Berita , D.I Yogyakarta
Pameran Seni di Jogja, Langgeng Art Space - Ace House Collective Tampilkan Ratusan Karya dalam 3 Program

HARIANE – Langgeng Art Space dan Ace House Collective menghadirkan pameran seni dalam tiga program pada 20 Juni–25 Juli 2025, bertempat di Jalan Suryodiningratan No. 37, Kota Yogyakarta.
Ketiga program tersebut antara lain Salon et Cetera, Broken White Project (BWP) Focus, dan Kiasmos.
Perwakilan Ace House Collective, Gintani Nur Apresia Swastika, menjelaskan bahwa Salon et Cetera merupakan sebuah program yang menawarkan platform bagi para seniman dari berbagai latar belakang untuk mempresentasikan karya mereka dalam sebuah pameran kolektif.
Mengadopsi tampilan bergaya salon, pameran ini dirancang untuk membangkitkan energi keramaian, di mana karya-karya seni di dalamnya saling berdampingan, saling melengkapi, dan ditempatkan pada posisi yang setara.
Pendekatan ini disebutnya menolak presentasi yang hierarkis. Sebaliknya, pendekatan ini merayakan dialog visual yang dinamis dan demokratis.
Sejumlah seniman dari berbagai negara dilibatkan dalam pameran ini untuk membuka ruang pertukaran lintas perspektif serta mempertemukan praktik-praktik artistik dalam lanskap global yang terus berubah.
“Tahun ini kami mengundang 143 seniman dari berbagai kota di Indonesia, dan ada 19 seniman dari Thailand, Jepang, dan Korea. Pameran ini menampilkan sekitar 200 karya,” kata Gintani.
Program kedua, BWP Focus, merupakan program yang menampilkan karya-karya seniman yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan praktik dan wacana seni kontemporer di Indonesia.
Tahun lalu, BWP Focus menampilkan karya dari Anusapati, sedangkan tahun ini ditampilkan karya-karya dari mendiang S. Teddy D.
S. Teddy D. sendiri, menurutnya, adalah seniman yang memiliki latar belakang dalam berbagai eksplorasi medium. Tak hanya lukisan, tetapi juga mengeksplorasi instalasi dan grafis.
“Seperti tahun lalu, kami menyelenggarakan Salon et Cetera dan BWP Focus secara beriringan. Kalau Salon et Cetera formatnya komunal, kolektif, tidak ada hierarki, jadi karya ditampilkan sejajar. Kalau BWP Focus, kami memberikan spotlight untuk seniman yang berkontribusi terhadap seni rupa kontemporer Indonesia,” jelasnya.
Sebanyak 13 karya S. Teddy D. ditampilkan dalam BWP Focus, di mana dua di antaranya belum pernah ditampilkan sebelumnya, yakni Kacangan dan seri karya Top of the Roof.