Berita
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%, Berikut Program Strategis yang Digagas Pemerintah
HARIANE – Angka kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2024 sebesar 15,18 persen. Capaian ini turun sedikit dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 15,60 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul, Sri Suhartanta, mengatakan bahwa pihaknya masih berpegang pada data tahun 2024, di mana angka kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul tercatat sebesar 15,18 persen. Berbagai program telah digagas oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan pada tahun 2025 ini.
"Tahun 2024 angka kemiskinan turun sedikit dibandingkan dengan tahun 2023. Maka dari itu, sejumlah program pengentasan akan terus kami realisasikan," ucap Sri Suhartanta, Rabu (08/01/2025).
Adapun program strategis yang akan dilakukan pemerintah meliputi pengurangan beban pengeluaran bagi penduduk miskin dan rentan miskin untuk memperbaiki serta mengembangkan sistem perlindungan sosial.
Pemerintah Daerah telah menginisiasi program seperti Universal Health Coverage (UHC) Integrasi BPJS, bidang pendidikan melalui BOS, Beasiswa Miskin, Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin dengan memberdayakan penduduk miskin melalui kelompok seperti KUBE ekonomi produktif, Usaha Sosial Ekonomi Produktif (USEP) yang mensyaratkan 70 persen anggotanya merupakan penduduk miskin, pengembangan desa wisata, peningkatan keterampilan melalui pelatihan, serta pembangunan sektor pertanian dalam arti luas.
"Kami juga berupaya mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui UKM, UMKM, Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA) melalui Bank BDG untuk menggerakkan keterampilan dan potensi masyarakat, dengan tujuan utama meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Sri Suhartanta.
Selain itu, Pemkab Gunungkidul mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan inklusif dengan kebijakan afirmatif, pengurangan ketimpangan antarwilayah, bantuan keuangan khusus (BKK) kepada desa, serta perhatian khusus kepada kelompok disabilitas, seperti pelatihan, pemberian stimulan alat bantu dengar, dan alat lain yang dibutuhkan.
"Adapun upaya menurunkan kemiskinan juga menyasar masyarakat kurang sejahtera yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok, terutama kebutuhan kalori harian, meskipun telah diberikan bantuan program pelatihan atau program inklusif lainnya," tambahnya.
Salah satu program unggulan Pemkab Gunungkidul adalah peningkatan SDM melalui program GENI SEKO GUNUNG yang berarti Gerakan Berani Sekolah Gunungkidul.