Masyarakat harus membeli air hingga ratusan ribu per tangkinya, bahkan ada yang harus mencari air di sungai atau sumur-sumur galian yang mengeluarkan air. Hal ini dilakukan agar kebutuhan air untuk mandi, masak, dan lainnya tercukupi.
Seiring berjalannya waktu, dengan berbagai program yang masuk, salah satunya adalah pembangunan Pamsimas, perlahan-lahan permasalahan air mulai terpecahkan.
"Di daerah kami (Tegalrejo) ada 2.637 KK, baru setengah yang terakses air bersih, salah satunya tercukupi dengan adanya Pamsimas, sehingga perlu segera ada intervensi lebih lanjut," kata Sarjono.
Di Padukuhan Tanjung, Kalurahan Tegalrejo, mendapatkan bantuan pemerintah sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan Pamsimas.
Kemudian, sesuai dengan kemampuan APBKal, ditambah Rp 25 juta untuk pengadaan sambungan rumah. Partisipasi masyarakat sekitar pun sangat luar biasa, menambah anggaran hingga Rp 86 juta.
"Total biaya untuk Pamsimas mencapai Rp 512 juta. Dengan terserapnya mata air dari dua titik di Padukuhan Tanjung, sebanyak 160 SR atau Kepala Keluarga (KK) dari empat RT kini telah terhubung. Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten dan masyarakat yang terlibat dalam program ini," pungkasnya.****