HARIANE - Beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul masih sangat sulit untuk mendapatkan air bersih, terutama di musim kemarau seperti sekarang. Tak jarang warga harus berjalan hingga beberapa kilometer untuk mengambil air dari sumber mata air yang masih bisa dimanfaatkan. Ada pula yang harus membeli air setiap dua minggu sekali dengan harga yang cukup tinggi.
Permasalahan ini dirasakan oleh warga Gunungkidul bagian utara sejak lama. Berbagai program telah dijalankan oleh pemerintah kabupaten untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan air, mulai dari program jangka pendek hingga jangka panjang.
Bupati Gunungkidul mengatakan, pihaknya menyadari bahwa permasalahan air merupakan isu krusial yang harus ditangani oleh pemerintah. Menurutnya, PDAM telah mengintervensi masalah air bersih sebesar 25 persen.
Selain itu, melalui Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), pemerintah terus berupaya untuk memecahkan masalah ketersediaan air bersih di Gunungkidul.
Pada tahun 2024, pemerintah mendapatkan alokasi anggaran untuk pembangunan enam Pamsimas yang tersebar di lima kapanewon.
"Kami terus berupaya agar seluruh masyarakat Gunungkidul bisa mendapatkan akses air bersih. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan tidak ada lagi dropping air di masa mendatang," kata Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.
Dengan program tersebut, diharapkan akses air bersih di Gunungkidul akan semakin meningkat, membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat.
Ketua Pokja Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Gunungkidul, Fajar Nugroho, menyampaikan bahwa tahun 2024 ini Pemkab Gunungkidul mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat untuk pembangunan Pamsimas.
Terdapat enam lokasi yaitu di Tegalrejo dan Sampang, Kapanewon Gedangsari; Salam, Kapanewon Patuk; Jatiayu, Kapanewon Karangmojo; Watusigar, Kapanewon Ngawen; dan di Kapanewon Semin.
"Dari total enam Pamsimas ini, mampu mencakup 994 sambungan rumah (SR). Dalam penyelesaian permasalahan air, pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai akses air bersih yang 100 persen di Gunungkidul. Data yang kami miliki menunjukkan capaian air minum layak saat ini mencapai 90,59 persen, namun perpipaan aman baru 25,1 persen," papar Fajar.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk program Pamsimas ini masing-masing kalurahan mendapatkan anggaran Rp 400 juta. Selain itu, ada tambahan dari dana desa masing-masing untuk menambah saluran atau sambungan rumah tangga di masing-masing padukuhan.
Sementara itu, Lurah Tegalrejo, Kapanewon Gunungkidul, Sarjono, mengatakan bahwa kondisi di daerahnya dulu merupakan langganan terdampak kekeringan.