Kasus Gagal Ginjal Akut Di Indonesia, BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Obat Pakai Pelarut Tercemar
HARIANE – Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito membeberkan fakta baru soal alasan perusahaan obat rela menggunakan pelarut tercemar EG dan DEG, padahal efeknya untuk manusia cukup berbahaya.Kasus gagal ginjal akut di Indonesia disebabkan karena obat sirop yang tercemar dengan kandungan Etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di atas batas aman konsumsi manusia.Salah satu alasan digunakannya bahan pelarut yang tercemar EG dan DEG yang jadi biang kerok kasus gagal ginjal akut di Indonesia adalah karena biaya yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan pelarut Polietilena glikol.Penny pun menyebut bahwa khusus untuk bahan pelarut obat Polietilena glikol yang masuk ke Indonesia memang tidak diawasi oleh BPOM.
Alasan Penggunaan Pelarut Tercemar EG dan DEG yang Sebabkan Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia
Kasus gagal ginjal akut di Indonesia disebabkan karena obat sirup tercemar EG dan DEG di atas batas aman. (Ilustrasi: Freepik/user18526052)Dilansir dari YouTubeDeddy Corbuzier, Penny menjelaskan soal mekanisme masuknya bahan pelarut obat ke Indonesia yang saat ini memang masih bergantung pada impor.Bahan pelarut obat yang digunakan adalah Polietilena glikol yang belum bisa diproduksi sendiri di Indonesia, padahal penggunaannya cukup luas.Tidak hanya obat, bahan pelarut tersebut juga digunakan untuk industri lainnya misalnya bahan pelarut cat, dan sebagainya.Oleh karena itu, masuknya Polietilena glikol ke Indonesia tidak melalui pengawasan BPOM karena tidak secara eksklusif hanya digunakan untuk industri farmasi saja.“Khusus bahan pelarut tersebut, tidak melalui SKI, tidak melalui pengawasan badan POM. Karena dianggapnya bahwa yang menggunakan pelarut ini tidak hanya industri farmasi,” jelas Penny.Terkait dengan kasus gagal ginjal akut di Indonesia, Penny pun mengidentifikasi alasan digunakannya bahan pelarut obat yang tercemar EG dan DEG hingga 90% untuk memproduksi obat.