Krisis ekonomi Sri Lanka menjadi yang terparah sepanjang sejarah. (Foto: Instagram/lensoflanka)
Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, negara ini harus mengimpor bahan makanan dari luar negeri dengan nilai sekitar US$150 juta per bulan.
Direktur yayasan Voice for Voiceless, Moses Akash, akhirnya membuka dapur umum bersama beberapa relawan pada 1 juni 2022 untuk membantu mengatasi kelaparan yang melanda negara tersebut.
Layanan dapur umum ini berlangsung dari Senin hingga Sabtu, bahan makanan seperti sayur dikumpulkan dari supermarket yang telah melewati masa simpan.
Beberapa bahan makanan lain seperti daging dan nasi datang dari penyumbang di seluruh dunia, termasuk warga Sri Lanka yang tinggal di luar negeri.