Selesai kenduri, ada banyak hiburan kesenian yang ditampilkan seperti jathilan, reog dan lainnya. Malam harinya ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Lebih lanjut Agus Mantoro mengatakan, tahun-tahun sebelumnya Kundha Kabudayan Gunungkidul memberikan stimulan anggaran untuk rasulan di beberapa daerah. Anggaran tersebut berasal dari Dana Keistimewaan.
"Biasanya ada stimulan dari kami untuk penyelenggaraan rasulan. Tapi untuk tahun ini tidak ada karena anggaran terpangkas efisiensi," kata Agus.
Sementara itu, Dukuh Bendorejo, Semanu, Gunungkidul, Titon Handono mengatakan, rasul di daerahnya dilakukan pada hari Jumat Legi di bulan Dzulhjah (kalender islam) atau Besar (tanggalan jawa). Hari tersebut telah ditentukan sejak lama.
"Kalau disini yang menggelar rasul Pragak dan Bendorejo, 2 padukuhan jadi satu. Biasanya gantian setahun di Pragak kemudian tahun berikutnya yang ramai-ramai atau ngunduh di Bendorejo, harinya tetap Jumat Legi itu dari dulu tidak pernah ganti," ucap Titon.
Menurutnya, rasul seperti hari rayanya warga dusun. Bahkan saat rasul, sering banyak perantauan yang juga pulang untuk turut serta memeriahkan tradisi ini.
"Antusias masyarakat sendiri saat rasul luar biasa. Jadi masing-masing rumah itu open house mengundang sanak saudara mereka terus teman-temannya untuk datang ke rumah makan-makan. Ya intinya juga untuk bersedekah bareng gitu," pungkas dia.****