Berita , Nasional
Pertemuan Jokowi dan PM Kishida Bahas Palestina Hingga dapat Hibah Kapal 9 Miliar
HARIANE - Pertemuan Jokowi dan PM Kishida di Tokyo, Jepang pada Sabtu, 16 Desember 2023 membuahkan beberapa poin penting kerja sama antara dua negara.
Diketahui Presiden RI Joko Widodo hari ini berangkat ke Jepang untuk menghadiri KTT Perayaan 50 tahun ASEAN-Jepang pada Minggu, 17 Desember 2023 dan KTT AZEC (Asia Zero Emission Community) pada Senin, 18 Desember 2023.
Menurut keterangan yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyambut baik selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan IJEPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement).
Kesepakatan baru IJEPA ini telah mulai dirundingkan sejak 2019 lalu dan kini sedang masuk ke dalam proses legal scrubbing untuk menyamakan konteks bahasa hukum sebelum proses penerjemahan dan ratifikasi di Parlemen sesuai prosedur masing-masing negara.
Selain itu, komunikasi bilateral antara Indonesia dengan Jepang juga membahas empat kesepakatan lainnya.
Kesepakatan pertama yaitu soal pembangunan MRT Jakarta yang akan mempercepat pembangunan jalur Timur-Barat. Presiden juga mendorong agar pembangunan jalur Utara Selatan Fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu.
Jokowi dan Kishida juga membahas terkait masalah Transisi Energi sebagai co-initiator Asia Zero Emission Community atau AZEC.
Presiden menekankan pentingnya implementasi berbagai proyek prioritas termasuk:
- Pembangunan pembangkit listrik geothermal di Muara Laboh - Proyek Waste to Energy di Legok Nangka - Pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah.Presiden juga mengungkapkan soal kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian penting rantai pasok baterai EV dunia.
Kemudian kesepakatan yang keempat adalah Jepang akan memberikan dukungan lebih besar bagi pembangunan ekonomi pulau terluar Indonesia, termasuk untuk industri perikanan.
Tak hanya membahas soal kerja sama di bidang ekonomi dan pembangunan, Jokowi juga mengangkat soal isu Palestina.
Presiden menekankan pentingnya mengupayakan gencatan senjata secara permanen, memastikan bantuan kemanusiaan berkelanjutan, dan mendorong segera dimulainya proses damai untuk mencapai penyelesaian dua negara.