Selama ini dirinya memang memiliki keterbatasan ekonomi di bawah rata-rata, mengingat kondisinya yang sudah renta sehingga sudah tidak bisa untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan.
Pihaknya mengatakan, beberapa tahun lalu saat pandemi covid mendapatkan BLT dari Pemerintah Kalurahan.
Namun karena jumlah warga kurang mampu di daerah tersebut banyak, maka saat ini sudah tidak mendapatkan bantuan kembali.
"Kalau dari pemerintah kabupaten atau daerah memang untuk saat ini belum. Tapi kelihatannya dulu pernah dapat, kalau mau bantuan RTLH ada kendala karena mbah Sarno tidak memiliki lahan," jelas Agung.
Dirinya berharap dengan kedatangan tim khusus ini nantinya ada perubahan untuk Mbah Sarno.
Sementara itu, Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji mengatakan Presiden RI mengetahui keberadaan dan kondisi Mbah Sarno berdasarkan dari pemberitaan media, yang sempat viral. Karena kisahnya tersebut, Presiden tersentuh dan mengirimkan bantuan.
"Mengingat Mbah Sarno ini pernah berjuang untuk Indonesia RI, dalam pasukan militer sukarela maka dengan segera ditindak lanjuti dengan pemberian bantuan," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, Sarno adalah mantan anggota militer sukarela di tahun 1960 an. Ia tergabung dalam kelompok anggota militer suka rela di selama 9 tahun lamanya.
Dimulai dari tahun 1960 ia DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat. Kedua di Sumatera pemberantasan PRRI, kemudian ke Sulawesi untuk memberantas Kahar Muzakkar. Yang ke empat adalah ke Irian, merebut Irian Barat (Trikora).
"Baru kemudian di tahun 1964 diberangkatkan ke Kalimantan. Beberapa tahun disana kemudian tahun 1966 sampai 1967 ia ikut pembersihan G30S, dan disiagakan untuk operasi Timor timor (Timor Leste). Dari situ, ia masih bertugas, dan akhirnya di tahun 1969 ia selesai menjadi militer sukarela.
Saat ini dirinya hanya tinggal di rumah semi permanen yang terbuat dari anyaman bambu. Lokasi yang digunakan tersebut adalah bekas kandang ayam, semasa hidupnya ini meski berjasa untuk Indonesia dan bangsanya namun tidak mendapatkan predikat veteran dan mendapatkan pensiunan sebagaimana veteran lainnya.
Hidupnya pun di bawah rata-rata kehidupan, untuk makan pun dirinya selama ini hanya mendapatkan belas asih dari warga. Kemudian belum lama ini diberikan bantuan makanan dari pihak lain untuk 2 kali makan dalam sehari.****