Artikel
Tujuan Amirul Hajj 1443 H Indonesia Menuju ke Tanah Suci, Ada Kaitannya dengan Kuota Tambahan?
Ima Rahma Mutia
Tujuan Amirul Hajj 1443 H Indonesia Menuju ke Tanah Suci, Ada Kaitannya dengan Kuota Tambahan?
HARIANE – Tujuan Amirul Hajj 1443 H Indonesia menjadi hal yang menarik untuk diketahui karena menyangkut pelaksanaan pelayanan jamaah haji.
Tujuan Amirul Hajj 1443 H Indonesia secara langsung dipaparkan oleh Wakil Kementerian Agama, Zainut Tauhid.
Lantas apa tujuan Amirul Hajj 1443 H Indonesia di Tanah Suci? Benarkah ada kaitannya dengan kuota tambahan?
Tugas Amirul Hajj 1443 H Indonesia di Arab Saudi
Delegasi Amirul Hajj 1443 H dari Indonesia telah berangkat menuju Tanah Suci pada Kamis, 30 Juni 2022 pukul 17.35 WIB. Delegasi Amirul Hajj berangkat dari Bandara Internasional Soekarno – Hatta menuju Jeddah dengan menggunakan maskapai Garuda. Delegasi Amirul Hajj yang berangkat ke Arab Saudi antara lain Muhammad Hilal Al Aidid, Agus taufiqurrahman, Arif Fachruddin, Aay Muhammad Furkon, Masyhuri KhamisAhmad Kasim, Faisol Nasar, Mohammad Mukri Wiryosumarto, Muhammad Khoirul Mutaqin dan Oscar Primadi.BACA JUGA : Pemerintah Siapkan Layanan Safari Wukuf di Arafah untuk Jamaah yang Sakit, Berikut MekanismenyaDilansir dari laman resmi Kemenag, misi Amirul Hajj 1443 H dari Indonesia menuju Arab Saudi adalah untuk membantu Kementerian Agama memantau penyelenggaraan ibadah haji 2002 supaya berjalan dengan baik. Zainut Tauhid yang menjabat sebagai Naib Amirul Hajj 1443 H menyatakan bahwa setidaknya ada dua tugas Amirul Hajj 1443 H Indonesia di Arab Saudi. “Utamanya ada dua hal, pertama berkaitan dengan aspek ibadah dan aspek pelayanan teknisnya. Kami akan terus memantau dan memberikan bimbingan kepada jamaah haji Indonesia serta memberikan informasi-informasi dan pemahaman kepada jamaah agar mereka bisa melaksanakan ibadahnya dengan baik sesuai syarat dan rukun ibadah haji dan mendapatkan pahala haji yang mabrur,” kata Zainut Tauhid. Tujuan Amirul Hajj yang selanjutnya yaitu melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan masalah teknis penyelenggaraan ibadah haji, seperti masalah transportasi, katering dan lain sebagainya.