“Kebetulan panen raya sudah dilakukan. Pasca Lebaran ini, sudah ada beberapa daerah yang menggelar Rasul,” ucapnya.
Rasul merupakan hajat warga dari tingkat padukuhan hingga kalurahan. Oleh karena itu, pelaksanaannya tidak cukup hanya satu atau dua hari saja, melainkan melalui berbagai tahapan yang dilakukan oleh para warga.
Mulai dari kerja bakti lingkungan, pembuatan panggung, pentas seni, bahkan di beberapa tempat ada yang mengadakan pawai atau kirab gunungan hasil bumi dan kesenian.
Puncaknya adalah pada hari H, ketika warga dan sesepuh wilayah tersebut menggelar kenduri.
Biasanya saat kenduri ini, warga membawa nasi uduk dan satu ekor ayam ingkung untuk didoakan bersama di balai padukuhan—disebut methoke dalam istilah lokal.
Setelah didoakan, nasi dan ayam ingkung ini sebagian dibagi-bagikan dan sebagian dimakan bersama.
Usai kenduri, ditampilkan berbagai hiburan kesenian seperti jathilan, reog, dan lainnya. Malam harinya, acara ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.****